Rabu, 30 Oktober 2019

Konsep Limit Bandwidth dengan Mikrotik



Halo sahabat IT, kali ini saya akan membahas sedikit tentang Konsep Limit Bandwidth dengan Mikrotik. Pada umumnya untuk limit bandwidth menggunakan QoS (Quality of System), QoS sendiri fungsinya adalah limit atau bandwidth management. Tetapi, QoS sebenarnya tidak hanya membahas cara untuk limit bandwidth saja, melainkan dengan QoS kita dapat mengelola bandwidth yang tersedia dan kemudian kita dapat membagikannya secara rasional. Jadi para pengguna dapat nyaman menggunakan internet sesuai bandwidth yang tersedia.

Macam-Macam Cara Membagikan Bandwidth :


1.       Limit

Limit sendiri adalah membatasi penggunaan bandwidth pada user yang dituju agar penggunaan bandwidth yang digunakan tidak melebihi batas yang diinginkan.

2.       Grouping

Grouping adalah membagi bandwidth pada suatu kelompok yang saling terhubung, misalnya ada beberapa kelompok dan dalam suatu kelompok tersebut ada user yang tidak memakai alokasi bandwidth yang tersedia sehingga dapat digunakan orang lain.

3.       Burst

Burst sendiri sedikit mirip dengan limit hanya saja jika ada user yang menginginkan bandwidth nya dinaikan (asal dia tidak meminta terus-menerus), maka bandwidth user tersebut bisa dinaikan.

4.       Priority

Priority sendiri merupakan cara membagikan bandwidth untuk sebuah user dengan prioritas tertinggi. Jadi, misalnya ada banyak user yang terhubung pada sebuah jaringan dan masih terdapat sisa bandwidth yang bisa digunakan, maka user dengan prioritas tertinggi tersebut dapat menggunakan sisa bandwidth tererbut.

Indikator QoS


QoS memiliki beberapa indikator antara lain :

1.       Throughput Bandwidth

Throughput adalah besaran bandwidth yang dialokasikan untuk user, jadi untuk mengatur / manage bandwidth yang dimiliki harus mengetahui total bandwidth yang dimiliki. Sehingga akan lebih mudah untuk manage bandwidth yang akan diberikan.

2.       Latency

Latency adalah jeda waktu yang dibutuhkan untuk mengantarkan paket data dari pengirim ke penerima. Latency sangat berpengaruh pada kualitas bandwidth yang dimiliki, dan jangan sampai rule QoS yang dibuat terlalu banyak sehingga mengakibatkan latency naik.

3.       Jitter

Jitter adalah variasi dari Latency, Jitter sendiri merupakan selisih naik turun ping yang terpengaruh jika user bermain game, video conference, VOIP.

4.       Packet Loss

Packet Loss terjadi saat kebutuhan bandwidth lebih besar dari bandwidth yang tersedia, dapat terjadi pada keseluruhan network atau juga dapat terjadi setiap user. Packet Loss akan sangat berpengaruh jika menggunakan aplikasi UDP karena UDP tidak melakukan re-transmit pada paket yang hilang. Beda halnya dengan TCP yang melakukan re-transmit pada paket yang hilang.

Cara Melakukan Simple Queue


Sangat mudah sekali melakukan simple queue pada mikrotik, pertama harus memiliki 2 perangkat yang saling terhubung. Disini saya melakukan pada virtual box dengan settingan Router1 dan Router2 sesuai postingan sebelumnya (disni). Kali ini saya akan melakukan limit bandwidth dari Router1 dengan target Router2 menjadi 512kbps.

Pertama, cek terlebih dahulu besaran bandwidth yang dimiliki pada Router2. Dengan cara masuk winbox lalu bilih menu tools => Bandwidth Test => masukan IP Router1.


Perhatikan angka bandwidth pada Router2 (bagian bawah), Lalu masuk winbox pada Router1.



Kemudian, masuk pada queue => klik (+)



Pada kotak Name masukan Router2 dan pada target masukan IP pada Router2. Perlu diketahui target disini maksudnya adalah IP yang ingin delimit bandwidthnya, dapat juga menggunakan subnet IP. Lalu pada target upload dan download masukan 512/512 Kbps jika sudah klik OK



Cek kembali bandwidth pada Router2, jika sudah sesuai maka proses limit berhasil.


Gimana mudah sekali kan, tetapi ini hanyalah dasar dari limit bandwidth pada mikrotik melaui winbox. Nantikan postingan selanjutnya, Have a Nice Day.

Rabu, 23 Oktober 2019

Implementasi MikrotikOS padaVirtualbox


Halo sahabat IT! Kembali bersama saya lagi hehe..

Okay kali ini saya akan sedikit berbagi cara mengimplementasikan MikrotikOS pada Virtualbox, sebelum kita mulai saya akan memberikan perangkat-perangkat apa saja yang akan kita butuhkan.

  • Software virtualbox (download disini)
  • OS mikrotik (download disini [download pada menu software => Cloud Hosted Router yang VDI, download yang versi long-term dan stable])
  • Winbox (dapat didownload pada link diatas juga)
  • Koneksi internet (wireless atau wire)
  • Laptop/PC pastinya
Jika sudah semua terpenuhi selanjutnya kita akan mulai konfigurasi !


Ini adalah model topologi yang akan kita gunakan, dimana router1 disini akan terhubung secara virtual dengan router2, dan router1 juga terhubung dengan port ethernet/wireless pada PC atau laptop sehingga router2 juga dapat koneksi internet dari router. Ini adalah gambaran kasar dari konfigurasi yang akan kita lakukan, langsung saja masuk kelangkah-langkahnya.

Membuat virtual machine pada Virtualbox

Buka aplikasi virtualbox, disini klik new untuk membuat mesin virtual baru, kemudian isi dengan nama Router1, untuk typenya gunakan linux karena mikrotikos merupakah linux, pada version nya gunakan other linux (gunakan yang 64bit), lalu klik next. 

Setelah itu, mengatur virtual RAM yang akan digunakan, gunakan 512MB saja karena mikrotikos tidak terlalu membutuhkan RAM yang besar, lalu klik next.


Kemudian memasukan file VDI OS mikrotik nya, pilih use an existing virtual harddisk file, lalu pilih gambar folder kecil dikanan, cari klik add pada pojok kanan atas, lalu pilih file VDI yang telah didownload (note: jangan gunakan file VDI yang versi sama karena nantinya settingan akan kacau), lalu pilih choose kemudian klik create.

Virtual machine untuk Router1 telah jadi, lalukan langkah yang sama dengan virtual machine Router2 tetapi gunakan versi OS mikrotik yang berbeda (ex: disini untuk router1 saya menggunakan versi 6.45.6 dan untuk router2 saya menggunakan versi 44.5)

Mensetting network adapter 

Untuk mensetting network adapter klik pada router1 lalu klik tombol setting, masuk ke pilihan network (sebelah kiri). Pada adapter 1 saya menggunakan bridged adapter agar ethernet1 dapat terhubung dengan port ethernet di PC/laptop, gunakan adapter yang seseuai dengan koneksi kalian.
Lalu pada adapter 2 centang pada enable network adapter, lalu pilih internal network ini berfungsi agar sesama mesin virtual dapat terhubung dalam jaringan lokal. Namakan jaringan dengan "network " (atau yang lain) nantinya semua mesin virtual yang menggunakan jaringan "network" akan saling terhubung. Lalu klik OK

Jika sudah selesai mensetting adapter jaringan jalankan virtual machine dengan tombol start.

Masuk pada virtual machine

Setelah distart virtual machine akan melakukan virtual boot, tunggu saja prosesnya. Jika sudah selsesai akan dimintai username dan password (gunakan username admin tanpa password). Jika sudah masuk MikrotikOS kita dapat menamai OS kita menggunakan perintah "system identify set name=Router1". 

Setelah itu kita perlu mengecek IP address yang terhubung dengan Router1 dengan perintah "ip address pr". 
Jika sudah seperti ini maka langkah selanjutnya mensetting pada firewall serta pada ethernet2 yang terhubung dengan router2. Terdapat 2 cara yaitu kalian dapat mensetting langsung dari Router1 atau dapat menggunakan winbox, disini saya akan menggunakan winbox. 

Setiing menggunakan WinBox

Buka aplikasi winbox (diPC/laptop) yang sudah didownload, pada menu neighboor, klik pada IP yang sesuai dengan Router1 lalu klik connect. 
Masuk pada tampilan winbox settingan yang telah dilakukan sebelumnya otomatis akan tersimpan dengan tampilan winbox seperti IP, DNS, dan Route. 
Disini agar Router2 nantinya dapat terhubung dengan Router1 kita harus mengatur IP address pada ether2, DNS, Firewall, DHCP Server. Pertama kita akanb mengatur IP, pilih menu IP > Address, klik tombol (+) masukan IP yang akan digunakan pada ether2 di Router1 (ex: 172.31.31.1/24), setting interface ether2 lalu OK. 
Lanjut atur DNS, buka IP > DNS. Kemudian centang pada allow remote request lalu OK
Selanjutnya atur pada DHCP Servernya, masuk IP > DHCP Server > DHCP Setup, kemudian setting interface ether2, lalu next.
Kemudian setting DHCP address space nya, lalu next.
Setting Gateway pada DHCP Network, lalu Next.
 Setting range IP DHCP yang akan digunakan, lalu next
 Sesuaikan DNS Server yang digunakan, lalu next.
 Lalu setting leased time, kemudian next. DHCP Setup sudah selesai.
Selanjutnya adalah mensetting firewall pada router1, masuk IP > Firewall > toolbar NAT > klik tombol (+) akan muncul tampilan seperti ini. Setting chain dengan srcnat, lalu Out interface pada ether1 (jalur koneksi internet pada Router1), kemudian masuk toolbar Action pililh masqurade, lalu OK.
 
Jika sudah selesai keluar dari winbox, selanjutnya kita akan mengecek apakah koneksi pada Router2 sudah terhubung dengan benar.

Pengecekkan pada Router2

Buat virtual machine untuk Router2 (sama seperti diatas hanya menggunakan file VDI yang versi berbeda), kemudian klik setting masuk menu network.
  

Setting pada adapter 1 dengan internal network dengan nama jaringan "network" seperti diatas. Kalian juga dapat mensetting pada adapter 2 dengan host-only adapter. Klik OK, setelah itu jalankan virtual machine. (note: untuk dapat mengecek router2 harus membuka 2 virtual machine sekaligus, pastikan PC atau laptop kalian cukup untuk membuka 2 sekaligus). Masuk ke Router2 setting nama seperti diatas dengan perintah "system identify set name=Router2".
Jika sudah cek IP pada Router2 dengan perintah "ip address pr"
Jika IP pada Router2 sudah sesuai dengan DHCP Server yang sudah diatur cobalah untuk Ping ke 8.8.8.8
Seandainya masih belum tersambung periksa kembali langkah-langkah yang dilakukan, serta periksa sambungan internet pada PC/Laptop. Kalian juga dapat menggunakan perintah "tool traceroute address=8.8.8.8" untuk melihat jalannya traffic internet. 
Bagaimana mudahkan mensetting dengan MikrotikOS menggunakan virtualbox selain dapat menggunakan winbox kalian juga dapat menggunakan perintah langsung pada router1 lho. Yaudah sekian dulu dari saya semoga tutorial ini bermanfaat bagi kalian.

Rabu, 16 Oktober 2019

Setting Static Routing pada Cisco Packet Tracer

Halo sahabat IT, kali ini saya akan mensharing cara-cara untuk setting static routing pada aplikasi Cisco Packet Tracer

Apa sih Static Routing itu? Static routing itu adalah sebuah router yang memiliki tabel routing static yang disetting secara manual oleh para administrator jaringan. Static routing merupakan proses routing yang sangat sederhana yang dapat digunakan pada jaringan computer. Biasanya static routing digunakan pada jaringan-jaringan yang ruang lingkup nya terbilang kecil.

Baiklah saya akan jelasin cara mensetting Static Routing pada Cisco Packet Tracer

Membuat Rancangan Awal



Pertama buatlah desain jaringan seperti dibawah ini dengan menggunakan 2 Router, 2 switch, 4 PC dengan hubungan kabel dari switch ke computer dan router kabel Straight-Trough, dan dari router ke router menggunakan kabel Cross-Over. Disni saya menggunakan 2 subnet, yaitu subnet A dengan Net ID : 192.168.1.0 dan subnet B dengan Net ID : 202.77.12.0



(note : Ketika menghubungkan kabel dari switch ke router atau dari router kerouter, ingatlah port Ethernet/GigabitEthernet yang digunakan karena nanti akan mempengaruhi settingan static routing, kalian dapat memberikan note seperti gambar agar tidak lupa)

Setting IP pada PC



Selanjutnya settinglah IP pada tiap-tiap PC, dengan cara klik 2 kali pada PC lalu masuk bar desktop lalu klik IP configuration aturlah IP seperti gambar (Note : IP yang kalian gunakan dapat diubah sesuai selera), lalu masukan gateway, gateway ini nantinya akan menjadi IP untuk settingan dirouter pada subnet A. Lakukan hal yang sama pada PC yang berada di Subnet B



Setting IP Router



Setelah memberikan IP pada setiap PC, kemudian kita akan masuk settingan router agar PC pada setiap subnet bisa berkomunikasi pada router yang terhubung.
Klik 2 kali pada router masuk toolbar config pada pilihan interface klik pada port Ethernet yang terhubung dengan subnet (disini saya menggunakan port 0/0 yang terhubung dengan subnet A), setelah itu pada bar IP Address masukan IP gateway yang digunakan di PC (ex : 192.168.1.1 dan 202.77.12.1), masukan subnet mask dan pada port status centang ON.



Lalu lakukan hal yang sama pada port yang terhubung dari router0 ke router1 dan sebaliknya, gunakan jenis IP (Net ID) yang berbeda dari yang digunakan setiap subnet (ex: 10.10.10.1 dan 10.10.10.2), masukan subnet mask dan centang port status ON. IP ini nantinya akan digunakan untuk menghubungkan antara subnet A dan subnet B melalui router.



Lakukan Pengecekan



Setelah mengisi IP pada setiap Ethernet di masing-masing router, kita dapat melakukan pengecekan apakah PC sudah terhubung dengan router dengan menggunakan CMD.
Klik 2 kali pada PC pada bar desktop masuk command promp, lalu ping pada IP router yang terhubung. Kalian juga dapat melakukan pengecekkan menggunakan fitur PDU (gambar pesan), klik pada PC lalu klik pada router, hasilnya dapat kalian dipojok kanan bawah (note: jika bar PDU dipojok kanan belum terlihat klik gambar panah terlebih dahulu)



Memulai Static Routing



Selanjutnya, kita akan memulai proses Static Routing, masuk pada router lalu masuk menu config, pada bar disebelah kiri pilih static routing.
Disana terdapat menu IP Address, Subnetmask, dan Next Hop
IP Address = pada static routing IP Address yang dimaksudkan disini adalah jenis IP Address (Net ID) tujuan agar subnet A dapat berkomunikasi dengan subnet B (ex: 202.77.12.0)
Subnetmask = subnetmask harus sama sesuai dengan IP tujuan (ex: 255.255.255.0)
Next Hop = adalah IP yang dilalui router agar bisa menghubungkan subnet A dengan subnet B, atau dalam kasus ini IP pada router1 yang terhubung dengan router0 (ex: 10.10.10.2)



Lakukan hal yang sama pada router1 dengan IP yang sesuai.



Lakukan Pengecekan Akhir



Setelah semua selesai, lakukan pengecekkan dengan PDU. Klik pada PC di subnet A sebagai pengirim paket lalu klik pada PC di subnet B sebagai penerima paket. (note: mungkin pertama kali mengirim PDU akan ada failed, tapi jangan risau cobalah mengirim PDU sekali lagi, ini dikarenakan router sendiri memerlukan waktu untuk menghubungkan antara PC di subnet A dan PC disubnet B)



Nah, mungkin sekian dulu dari saya semoga bermanfaat 